Sunday 25 November 2012

Pengen Android

Yaelahhh....rasanya kalo ngomongin wish list tuh ga pernah ada habisnya. Satu belum keturutan, eh muncul keinginan lain.
Apaaa lagi kali ini ????

ANDROID !!!!

Yeapp...si robot ijo ini sebenernya jadi dilema waktu aku mau beli bebe jaman dahulu kala. Cuman karena si bebe waktu itu memberikan pengaruh social pressure, alias kalo ga punya, kamu akan terkucil. Maka saya pun menetapkan hati membeli bebe.

Waktu berlalu, dan sama seperti Facebook yang jadi membosankan, saya juga bosan sama bebe. Terutama entah karena kutukan atau apa, bebe yang saya miliki selalu bermasalah dalam jangka waktu kurang dari setaon. Nasibbb....

Saya pun jadi teringat hape-hape jadul saya yang awet-awet, terutama si Motorola RAZR V3 yang dulu pernah melegenda, dan saya bangga banget memakainya meski fiturnya ga secanggih nokia ABC. Tapi stylenya donkkk..."gue banget dah si RAZR"

Terus karena sekarang jaman Android, maka saya pun jadi kepengen memiliki satu. Entah itu tablet atao smartphone. Dilemaaaa lagiiii....

Kalo smart phone, pilihan saya adalah
Motorola Droid RAZR Xt910




Kalo tablet, yang cocok di budget kayaknya
Samsung Galaxy Tab 2 Espresso
Mau mau mauuuuuuu.........

Bandung Culinary Journey

Sementara teman-teman saya merencanakan honeymoon ke Bali, Lombok, Singapore, Korea, Amerika, Eropa, Aussie....saat ini saya harus cukup puas dengan merayakan anniversary di kota yang gak jauh-jauh amat dari Jakarta, Bandung.

Selain karena memang saya jarang banget ke sana, juga karena cutinya mau dihabiskan di akhir tahun, jadi untuk jalan ke Bandung ini ga perlu sampai cuti. Cukup pergi hari Sabtu en pulang hari Minggu. So far...pengalaman ke sana cukup menyenangkan, sayangnya kami berdua buta arah dan gak bisa ke tempat yang jauh karena ga ada mobil. someday kalo ada mobil, mungkin saya akan menjelajah daerah-daerah lain seperti Dago Pakar, Ciwidey kawah putih, Lembang Boscha, Pasteur, dll.

Jadi, perjalanan setengah backpacker ini dimulai dari keberangkatan dengan travel DayTrans tujuan Grogol-Cihampelas. Sampai di Cihampelas, kami jalan kaki tanpa tahu arah menyusuri tepi jalan sampai ke Cihampelas Point. Suatu FO yang menurut saya bangunannya klasik. Di situ ada food court, dan karena lapar, kami pun berhenti untuk makan siang. Saya pesan batagor, si eric pesan mie kocok. Ternyata rasanya ga enakkkk....habisnya asal beli sih !

Perjalanan kaki pun berlanjut dan sampailah kami ke Cihampelas Walk. Suatu mall unik dengan konsep outdoor. Di sana kami nyobain beberapa menu tahu di Kedai Talaga.
Ini di lokasi mall, bukan di pedagang kaki lima...lucu ya ?

The Menus.....

Eh, gataunya di depan kedai talaga ada yang jual topi rajut ungu, yang pernah saya tulis di blog "Yui dan Sepatu Boot"
Tanpa banyak pikir en nawar, karena emang ga bisa nawar, maka saya langsung beli tuh topi.
yeyy...my purple hat *joget-joget

Sorenya setelah boci di Hyatt dan merasakan ofuro di bathtub (*katro banget nih), kami melanjutkan kuliner ke Hyper Square Food Market yang katanya menyediakan 1100 macam menu. Di sana suasananya romantis. Ada Wish Fountain juga, buat make a wish terus nyemplungin koin.
yuhuuuii....take a bath, not a shower !!! *katro' dipelihara


It's not that hard to throw a coin ^^ jadi inget game FF IX

Menu dinner kami adalah.....
*Bamboo rice - kayak di Harvest Moon


*cakue


*Martabak manis, helloooo ?!!

Kenyang. Balik hotel. Meskipun sebenarnya saya masih pingin ke daerah Pasteur, tapi karena habis ujan, takutnya macet menurut info sopir taxi.

Besok paginya, saya bela-belain berenang dan menarik si eric keluar dari selimut gulungnya. Soalnya, kalo nginep di hotel berkolam renang, tapi gak renang, rasanya kurang afdol. Habis berenang, kami menuju cafe untuk breakfast, dan saya sedikit kecewa karena menu-nya gak sevariatif di G.H.Universal huhuuu...
Swimming timee.....baru 1/2 putaran udah ngos-ngosan >_<

Oke, perjalanan di Bandung yang menyenangkan namun singkat dan kurang memuaskan ini pun berakhir sudah. Semoga ke depannya kalo udah punya mobil sendiri bisa menjelajahi tempat yang lain.

Wednesday 7 November 2012

Continuing My Study In Design Field


Sepertinya wish list saya harus nambah lagi, padahal belum satu pun terwujud.

Yap, saya ingin melanjutkan kuliah S2 di bidang desain.

Sebenarnya keinginan ini sudah muncul sejak saya berencana mengambil S2 Manajemen, tapi waktu itu saya sepertinya lebih tertarik dengan bidang lain yang masih asing bagi saya. Saya pengen belajar manajemen, dan jadilah saya kuliah di Binus Business School.

Setelah resmi lulus dari Magister Manajemen, saya untuk sementara puas. Keinginan untuk S2 desain sirna. Namun beberapa hari ini, ketika saya membaca literatur-literatur tentang sejarah sosial Indonesia pada masa kolonial, sebagai referensi untuk karya tulis fiksi saya yang entah kapan bisa selesai, saya jadi kepikiran untuk melanjutkan studi desain.

Saya ingin melakukan penelitian atau pengkajian desain yang berhubungan dengan sejarah. Bahkan topik intinya langsung muncul di kepala saya ketika membaca salah satu literatur itu. Saya pengen melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung, fakultas seni rupa dan desain. Tapi tentu saja, itu bukan prioritas saat ini. Saya percaya, semua ada waktunya. Untuk saat ini, saya pikir lebih baik jika saya fokus pada karir dan bikin anak dulu hehehee....

Mungkin nanti, ketika anak saya sudah jadi toddler dan bisa diajak pergi-pergi, saya bisa mengajaknya keliling Jakarta-Bandung. Maminya kuliah, anaknya diajak juga hahahaaa...

Ehhh...tapi berarti saya harus resign donk ?!

Yahh, kenapa karir dan impian tidak berjalan seirama T__T

Friday 2 November 2012

Candy-Candy itu Jodohnya Albert. TITIK.

Hayooo....angkat tangan, siapa angkatan anak SD tahun 1995 yang gak tau atau gak pernah denger Candy-Candy sama sekali ???

Candy-Candy adalah salah satu komik favorit saya, dan setiap kali baca komiknya, saya PASTI nangis! Saya benar-benar menyesal ketika komik Candy-Candy dijual sepaket dari seri 1-9 kenapa tidak saya beli ketika saya kelas 5 SD, saya malah beli serial Mari-Chan.
Huaaaa....stupidddd....
Sedangkan animenya sempat diputar di RCTI sekitar tahun 1994-1995 yang membuat Candy-Candy booming di kalangan anak cewek Indonesia. Bahkan tidak sedikit juga anak cowok yang tertarik.
Namun sayang sekali, karena masalah sengketa hak cipta antara pengarang ceritanya, dan ilustrator alias mangaka-nya, maka komik Candy-Candy ini tidak dipublish ulang.
Namun, karena kongkalikong antara mangaka-nya dan salah satu perusahaan TV Taiwan, anime Candy-Candy sempat dirilis dalam versi CD/DVD. Sayangnya saya cuma punya sampai season 2 ketika Candy-Candy bekerja sebagai perawat. Sampai saat postingan ini ditulis, saya belum dapet yang season 3.

Yang bikin saya geregetan adalah.....
Perhelatan di dunia maya mengenai ending Candy-Candy yang menggantung.

YA ! Pada bagian ending-nya, diceritakan Candy-Candy akhirnya bertemu dengan Paman William yang selama ini membantu dia mengatasi kesulitan, dan dia ternyata adalah cinta pertama Candy yang ditemui di bukit poni, yang disebut Candy sebagai "Pangeran Bukit Poni" dan juga adalah sahabat Candy yang suka berkelana, Albert.

Pangeran Bukit Poni = Albert = Paman William

Kalau dipikir secara logika, biasanya, cowok yang pertama ditemui di awal cerita dan meninggalkan kesan lalu muncul lagi di bagian ending secara mengejutkan, berarti cowok tersebut dimaksudkan si pengarang cerita sebagai JODOH dari si pemeran utama cewek.

Meski demikian, karena endingnya hanya diceritakan sampai terungkapnya jati diri Paman William, tanpa memberikan hint kepada siapa Candy akan melabuhkan cintanya, para penggemar Terrence Grandchester bersikeras bahwa Candy akan tetap jadian dengan mantannya itu.

Urrghh.......
sebenarnya saya cuma pengen menumpahkan uneg-uneg dan kengototan ini kepada penggemar Terry Grandchester, karena malas bergabung ke forum-forum ga jelas, lebih baik saya tumpahkan di blog saya sendiri.

Pokoknyaaaaaa..

CANDY WHITE + WILLIAM ALBERT ARDLEY

tidak boleh ada interupter lain, apalagi si nyebelin Terry. Biarin Terry ama si Suzanna, biar Candy berbahagia dengan cinta pertamanya yang selalu ada kapan pun dan di mana pun dia membutuhkan dukungan.
Namanya juga jodoh. Gak akan ke mana.

Masih belum percaya juga kalau Candy & Albert adalah SOULMATE ????

Mari kita telusuri perjalanan Candy :

1. Saat Candy sedih karena tak seorang pun menginginkan dia sebagai anak angkat, dia bertemu dengan Pangeran Bukit Poni (aka William Albert Ardley) yang memberi dia keberanian untuk berharap dan terus bermimpi. Saat itu Candy kecil menganggap sang pangeran adalah cinta pertamanya.

2. Enam tahun kemudian, saat Candy berumur 12 tahun dan pertama kali bertemu dengan Anthony Brown, yang dia ingat pertama kali adalah Pangeran Bukit Poni, cinta pertamanya. Tidak heran, karena Anthony adalah keponakan Albert yang memang sangat mirip dengannya. Anthony bahkan sempat cemburu dengan Pangeran Bukit Poni yang selalu diceritakan Candy.

3. Saat Candy hendak dijual sebagai budak ke Mexico oleh keluarga Regan, ia secara tak sengaja bertemu dengan Albert (aka William Albert Ardley) yang saat itu sedang menyamar sehingga tak seorang pun mengenali dia. Dia mengenakan wig coklat, padahal rambut aslinya pirang. Dan mengenakan jenggot palsu, sehingga tampak tua. Padahal aslinya masih muda dan gantenggggg......

4. Saat Candy hidup terlunta-lunta karena perlakuan keluarga Regan, Paman William (aka William Albert Ardley) dengan bantuan 3 bersaudara sepupu Anthonny, Archie, dan Stea mengangkat Candy sebagai putri keluarga Ardley. Konglomerat di Chicago. Di sini, Paman William digambarkan sebagai "Paman Kaki Panjang" yang dengan misterius selalu membantu Candy.
Karena tak seorang pun tahu jati diri William, kecuali si nenek Elroy, semua orang termasuk Candy mengira William adalah seorang lelaki tua kaya yang baik hati dan tidak tertarik bersosialisasi. Padahal William sebenarnya adalah seorang pemuda yang baru beranjak dewasa dan kaya karena dapat warisan, namun lebih suka berkelana dekat dengan alam sehingga dia menyerahkan urusan tetek bengek kepada nenek Elroy dan cuma memberikan instruksi jika keadaan urgent.

5. Paman William menyekolahkan Candy ke St. Paul, di mana ia bertemu dengan Terry Grandchester dan saling jatuh cinta. Sayang (walaupun sebenarnya tidak), kisah mereka tidak bisa berlanjut karena adanya pihak ketiga, Suzanna Marlow. Yahhhh....namanya juga gak jodoh, relain aja deh wahai penggemar Terry. Say bye-bye to Terry.

6. Candy memutuskan untuk melanjutkan ke sekolah perawat. Di mana pada suatu ketika, ia bertemu dengan Albert yang lupa ingatan. Mereka bahkan sempat tinggal dalam sebuah rumah yang sama alias KUMPUL KEBO, dan menjadi bahan gosip orang. Candy saat itu mungkin hanya menganggap Albert sebagai "kakak" karena ia masih menyimpan rasa sayang pada Terry. Namun berbeda dengan Albert, justru rasa sayangnya pada Candy mulai tumbuh saat ia menjadi orang lain yang lupa ingatan. Rasa sayang Albert kepada Candy saat itu murni dan tulus, ketika ia bahkan tidak mengenali dirinya sendiri. Saat Albert mendapatkan ingatannya kembali, ia pergi dengan diam-diam sambil meninggalkan surat terima kasih pada Candy karena telah merawatnya.

6. Candy dan Terry akhirnya menyadari satu sama lain bahwa mereka tidak mungkin bisa bersama lagi, bagaimana pun rasa sayang itu masih ada. Kisah mereka adalah kenangan manis masa muda. Namun kenyataan yang berbicara lain memaksa mereka untuk bersikap dewasa atas pilihan mereka masing-masing. Sekalipun pilihan itu diambil secara terpaksa. Terry yang hancur-hancuran karena putus asa memutuskan untuk kembali melangkah dan berusaha meyayangi Suzanna, Candy juga memutuskan untuk tidak lagi menemui Terry dan berniat melupakannya.

7. Kisah Candy dan Terry yang menggambarkan kisah masa muda Candy berakhir. Lalu babak baru pun dimulai, babak di mana Candy menuju kedewasaan. Di mana ia kembali ke bukit poni, ke tempatnya berasal. Dan di saat inilah, di awal babak baru, jati diri Pangeran Bukit Poni, cinta pertama candy, yang sejak awal sengaja disembunyikan oleh pengarang, DIUNGKAPKAN. Dan dia adalah....jeng...jeng..jeng....
ALBERT !!!!!

Jadi, sekali lagi saya tegaskan dengan NGOTOT bahwa,

CANDY adalah jodohnya PANGERAN BUKIT PONI
CANDY adalah jodohnya ALBERT
CANDY adalah jodohnya PAMAN WILLIAM


 
Tuuuhh kannnn....adegan endingnya menyentuh banget, tiap kali baca langsung berkaca-kaca

Candy & Albert FOREVER

Gerakan Sejuta Jokowi

Jakarta Baru memiliki seorang Jokowi dan Ahok. Media tidak bosan-bosannya meliput sepak terjang kedua orang ini sejak mereka berdua menjabat.
Mungkin orang belum muak.
Mungkin sulit untuk muak kalau kinerja kedua orang ini membuat warga provinsi lain iri dan ingin memiliki pemimpin seperti sosok Jokowi.
Ora kakean cangkem, seng penting kerjo ono hasile !

Seandainya ada sejuta Jokowi di bumi pertiwi ini dan tersebar di seluruh pelosok negeri, kira-kira bakal jadi apa ya Indonesia 5 atau 10 tahun lagi ?

Terus kenapa kita butuh sejuta Jokowi ???

Kemarin saya mudik ke Kudus untuk mengurus kepindahan domisili. Semua administrasi di Kelurahan sudah beres, tinggal mengurus Surat yang membutuhkan sidik jari di kepolisian.
Om saya yang membantu mengurus ini itu bilang, kalau kami sekeluarga harus ke POLSEK dahulu, baru kemudian ke POLRES KUDUS.

Sekeluarga; saya, mami, papi, dan adek saya menuju POLSEK Kaliwungu. Di sana kami disuruh mengisi formulir lalu masing-masing mendapatkan sebuah dokumen yang judulnya Rekomendasi Kelakuan Baik or whatever.
Dari Polsek, kami beranjak menuju Polres Kudus.
Di Polres, tempat pertama yang harus kami datangi adalah loket pembuatan Kartu Sidik Jari, untuk diambil foto dan sidik jarinya.
Waktu itu, mami saya menanyai Pak Polisi Judes yang duduk di sebelah Pak Polisi Antasari (karena mukanya mirip banget sama Antasari), perihal kenapa adek saya tidak dimintai sidik jari padahal dia sudah punya KTP. Si polisi judes dengan tegas menjawab, TIDAK PERLU, karena adek saya masih 1 Kartu Keluarga dengan orang tua.

Setelah itu kami menunggu beberapa saat. Sambil menunggu di luar loket, papi saya dengan kepo-nya melihat-lihat penangkapan 5 tersangka curanmor yang sedang dijepret-jepret oleh reporter media. Katanya, dia melihat 2 pistol sebagai barang bukti. 1 dari tersangka tersebut tangannya diborgol dan digiring terpisah dari 4 tersangka lainnya yang cuma disuruh berbaris dengan tangan di pundak.

Oke, selesai melihat-lihat, kartu sidik jari kami pun jadi. Segera kami berikan ke ruangan sebelahnya untuk meminta Surat Kelakuan Baik or whatever.
Ketika kami menyerahkan surat rekomendasi dari POLSEK, pengurusnya menolak dan mengatakan bahwa dokumen tersebut tidak diperlukan dan menyuruh kami mengisi formulir sekali lagi yang pertanyaannya SAMA PERSIS dengan formulir di POLSEK. What the fuck !!!
Akhirnya kami mengisi formulir tersebut dengan terburu-buru karena pengurusnya mengatakan bahwa jam pelayanan cuma sampai jam 2 siang saja, padahal antriannya banyak banget. ENAK BANGET YAH KERJANYA SETENGAH HARI DOANK, What the fuck #2 !!!
Sambil mengisi, mami saya mewawancarai orang yang dari tadi juga ikutan menunggu. Ternyata dia juga berasal dari wilayah Polsek yang sama dengan saya, dia juga meminta dokumen dari polsek tapi tidak dipergunakan oleh petugas polres, bahkan DILIHAT PUN TIDAK. What the fuck #3.

Setelah kami selesai mengisi formulir-formulir tersebut sambil ngedumel merasa dikerjain, kami pun menyerahkan ke pengurus tadi. Tapi ternyata sudah terlambat dan kami pun disuruh kembali besok pagi karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 lebih dikit.
Ketika mengumpulkan berkas-berkas milik kami, petugas tadi menanyakan kartu sidik jari adek saya. Dengan tidak percaya, orang tua saya pun protes karena tadi dibilang TIDAK PERLU. Bagaimana bisa, staff yang ruangannya BERSEBELAHAN memberikan INFORMASI YANG BERLAWANAN ??!! Yang 1 bilang tidak perlu, yang 1 bilang perlu ??!!
Akhirnya terjadi adu mulut antara orang tua saya dan petugas tersebut.
Merasa tidak mungkin menang, akhirnya orang tua saya mengalah dan ingin meminta kembali berkas adek saya. TAPI TERNYATA TIDAK DIPERBOLEHKAN oleh petugas KAMPRET tersebut. What the fuck #4.

Adegan selanjutnya, saya udah bete tingkat dewa dan tidak tahu lagi apa yang terjadi.
Yang jelas saya ingin segera meninggalkan tempat birokrasi bangsat tersebut cepat-cepat.

Dalam perjalanan pulang menuju tempat makan siang soto & pindang kudus, sambil berusaha melupakan tampang petugas kampret tadi dan membayangkan lezatnya calon makan siang saya, saya pun berpikir...

"I want this country have 1 million Jokowis."

Culinary Journey to Kudus

Bulan Oktober nan ceria yang telah saya nobatkan sebagai "Bulan Bokek of The Year" akhirnya berlalu sudah.
Di penghujung bulan, seperti yang pernah saya singgung pada post  Oktober Ceria, saya harus mudik ke kudus untuk mengurus beberapa hal terkait dengan administrasi perubahan domisili. Akhirnya, saya resmi didepak dari Kudus, tapi belum resmi menjadi warga kota Malang, anggap saya Gipsy yang rumahnya gak jelas - di kolong langit, di atas ibu pertiwi.

Selama di kudus, hampir semua rencana kuliner terwujud, kecuali soto kerbau karso-karsi. Hix...tapi kegagalan makan soto kerbau ini malah digantikan oleh kombo pindang ayam & soto kudus, saya makan semuanya !!!
 
LENTOG
Lentog
Dont judge the book by its cover ! Mungkin penampilan lentog kurang menimbulkan selera layaknya menu hotel bintang 5, tapi jangan tertipu dengan tampangnya yang terkesan amburadul. Lentog merupakan kombinasi dari lontong, lodeh tahu, dan sayur gori (nangka muda). Menurut saya, yang paling mempengaruhi enak tidaknya seporsi lentog adalah kombinasi rasa lodeh tahu dan lontongnya. Lebih mantap lagi jika di tiap suapnya, kita juga menyertakan cabe rawit rebus biar pedassss......






MIE AYAM BANDUNG & ES TELER
Mie Bandung & Es Teler
Wahhh...kalo ini sebenarnya menu favorit keluarga saya. Tapi ternyata setelah saya pesan semangkok, entah kenapa rasanya gak seenak dulu lagi. Mungkin karena selama berkelana, saya banyak merasakan berbagai cita rasa mie dari yang lebih tidak enak sampai yang lebih enak sehingga saya merasa rasa mie ini, walopun ngangenin, ternyata so-so saja.
Tapi yang tetap enak adalahhh.....Es Teler-nya. Entah karena cuaca lagi super panas dan saya kehausan, pokoknya rasa enak, jauh lebih enak dari Es Teler 77.




NASI & LONTONG TAHU TELOR GIMBAL
Tahu Telor
Ini diaaaa....primadona Kudus, yang setau saya belum ada restoran di Jakarta yang bikin menu tahu telor kayak gini. Bu Kris ? NO ! Depot Surabaya ? NO ! Soto Jatmi ? NO !
Entah kalo restoran PENDOPO 21 yang rumornya beli resep langsung dari kota Kudus, apakah rasanya bisa sama seperti yang ada di Kudus atau nggak.
Tahu telor dengan bumbu kecap dan kacang tumbuk, dimakan dengan lontong atau nasi, ditambah gimbal. Gimbal dikenal juga sebagai peyek udang. Tapi karena saya ga terlalu suka peyek, jadi saya ga makan sama itu.

PINDANG AYAM & SOTO KUDUS
Pindang Ayam
Jangan kaget kalo kuah dari 2 masakan ini manisssss....khas lidah orang Jawa Tengah. Jadi buat orang yang sukanya asin, biasanya dari Jawa Timur, kurang suka sama menu ini. Secara visual, pindang ayam memiliki kuah yang lebih keruh kecoklatan dan rasanya lebih manis. Biasa dihidangkan di atas piring berlapis daun pisang.
Aneka Lauk Yang disajikan, murahhhhh.....

Sedangkan soto kudus, kuahnya lebih bening kekuningan, dan disajikan dalam mangkuk kecil ala China. Keduanya pas bila dimakan bersama krupuk paru alias kulit sapi.
The Famous Soto Kudus

Waktu adik saya makan pindang ayam, saya yang semula berencana makan soto kudus jadi ganti haluan pesan pindang ayam. Lalu setelah saya menghabiskan sepiring pindang ayam, saya melihat papi saya makan soto kudus yang membuat saya pengen. Akhirnya saya pesan setengah porsi soto ayam juga karena lapar mata. Namun setelah beberapa sendok makan, saya gak kuat perut udah buncit dan menyerah gak habis...huaaaaa.....dasar kemaruk !!!

Demikian wisata kuliner di kota Kudus ini berakhir. Lain waktu akan disambung lagi dengan wisata kuliner ke Bandung di bulan November, dan kuliner ke Surabaya-Malang di bulan Desember. Yippiiieee......

Btw, apakah Oktober cocok dinobatkan sebagai bulan bokek of the year kalo di bulan November dan Desember ada kemungkinan lebih bokek lagi ?????!!

Hanya Tuhan yang tau.